Search This Blog

Total Pageviews

Advertisement

Labels

Recent PostAll the recent news you need to know

UNBELIEVABLE BUT TRUE FACTS ABOUT CROWS

Crows are not ordinary birds — they’re one of the smartest creatures alive 🌍
Here are real, proven facts that will surprise you 👇


🧩 INTELLIGENCE

🐦 Crows are as smart as a 7-year-old child — proven by scientists.
😮 They can recognize human faces and remember them for years.
⚡ They hold grudges against people who wrong them.
💖 But they also forgive those who treat them kindly.
🧠 Crows use tools like sticks and wires to find food.
🕵️‍♂️ They can plan ahead and save tools for later use.
💬 They communicate using different sounds — like their own language.
🎤 Some can even mimic human voices just like parrots!


👨‍👩‍👧‍👦 BEHAVIOR

❤️ Crows live in strong family groups and protect each other.
🕊️ They hold funerals for dead crows — gathering quietly around them.
🎁 They sometimes bring gifts (like shiny objects) to people who feed them.
🦅 They team up to chase away hawks and bigger birds.
😄 They play games — sliding, teasing, and having fun.
🗺️ They hide food and remember every location.
👀 One crow can warn hundreds of others about danger.


🌍 ADAPTABILITY

🏙️ Crows live almost everywhere — forests, cities, villages, and deserts.
🍽️ They can eat anything — from fruits to insects to human leftovers.
🧬 The New Caledonian crow makes and teaches tools to its young.
💡 Crows quickly learn from watching humans — even from our mistakes.


💀 SYMBOLISM

🔮 In many cultures, crows stand for wisdom and mystery.
⚡ Some believe they are messengers between the living and the dead.
🌞 In Greek myths, crows were sacred to Apollo, god of prophecy.
🔥 In Native legends, they’re seen as bringers of light and truth.


🧬 BIOLOGY

🕊️ A crow can live 20 years in the wild or 30 years in captivity.
👁️ They have very sharp eyesight — almost like hawks.
🧠 Their brain size compared to their body is like that of a chimpanzee.
🪞 They can recognize themselves in mirrors — few animals can do that.
🐦 Crows belong to the Corvid family, along with ravens, jays, and magpies.


💡 Bonus Truth:
Crows can remember thousands of food hiding spots — and even steal from others when they’re not looking 😅


#SureTruthTV 🧠 #TrueFacts #CrowWisdom #AnimalIntelligence #NatureTruths #WildlifeSecrets #DidYouKnow

On the island of Luzon, in the Philippines, lives a nomadic tribe of the Aeta people

On the island of Luzon, in the Philippines, lives a nomadic tribe of the Aeta people, an indigenous tribal people who have been isolated, by choice, from the rest of the world for thousands of years.
All previous attempts to "civilize" them by Spanish and British colonizers failed, and they were left in their world.
The island itself is ancient and remote jungles are the hunting grounds for a wide range of fascinating and giant creatures, such as this 22.6-foot-long (6.88 m) reticulated python
is the longest snake species in the world, it was killed by the tribe in 1970. A few centuries ago they live from the fruits of the jungle, worrying very little about the problems of the outside world

Pesan Moral dari Tanah Tinggi: Suara Anak Negeri Menggema di FLB Papua Pegunungan

Jayawijaya, Papua Pegunungan – Jumat, 8 Agustus 2025
Dalam rangka memperingati Hari Masyarakat Adat Sedunia, Forum Pribumi Papua Pegunungan memanfaatkan momentum Festival Literasi Budaya (FLB) yang berlangsung di Kampung Abutpuk, Distrik Usilimo, Kabupaten Jayawijaya, untuk menyuarakan pesan moral terkait perlindungan hutan dan hak-hak masyarakat adat di Tanah Papua.

Festival ini menjadi ajang berkumpulnya masyarakat adat, pelaku seni, pegiat literasi, serta tokoh-tokoh lokal dan nasional. Menariknya, lebih dari 300 wisatawan mancanegara dari berbagai negara turut hadir menyaksikan langsung jalannya kegiatan, menjadikan acara ini tak hanya berskala lokal tetapi juga mendapatkan perhatian internasional.

Kami tidak sekadar hadir untuk meramaikan festival, tetapi membawa pesan penting tentang lingkungan dan jati diri masyarakat adat. Ini adalah panggung kami untuk bersuara,” ujar Betho Entama, penggagas Forum Pribumi Papua Pegunungan.

Dalam kegiatan ini, Forum menyampaikan pesan moral melalui tulisan dan lukisan karya anak-anak asli Papua Pegunungan. Karya-karya tersebut menggambarkan realitas sosial, kecintaan terhadap alam, serta harapan akan masa depan yang lestari dan adil bagi masyarakat adat.
Melalui puisi, cerpen, dan lukisan, anak-anak menyampaikan jeritan hati mereka. Ini bukan hanya bentuk seni, tetapi juga bentuk perlawanan damai terhadap ancaman kerusakan lingkungan dan marginalisasi hak-hak adat,” tambah Betho.

Kehadiran ratusan wisatawan asing menunjukkan bahwa pesan dari pegunungan Papua dapat melampaui batas-batas geografis. Para turis tidak hanya menikmati suguhan budaya, tetapi juga turut menyerap nilai-nilai luhur yang disampaikan melalui seni dan literasi lokal.

Hutan Adalah Identitas

Hutan di Tanah Papua bukan hanya sumber daya alam, tetapi juga rumah, ibu, dan identitas masyarakat adat. Ancaman eksploitasi yang tidak bijak akan berdampak langsung terhadap keberlangsungan hidup komunitas-komunitas adat yang selama ini hidup selaras dengan alam.

Penutup:

Melalui Forum Pribumi Papua Pegunungan, anak-anak negeri menunjukkan bahwa mereka mampu menyampaikan pesan mendalam kepada dunia—dengan pena dan kuas sebagai alat perjuangan. Di tengah sorotan panggung budaya, mereka berkata tegas:
“Melindungi hutan berarti menjaga hidup. Menghargai adat berarti merawat masa depan.”

Dirilis oleh:
Betho Entama
Forum Pribumi Papua Pegunungan
Sorotan Papua Pegunungan 
Sorotan 
Sorotan Publik Sorot PapuaNet 
Sorotan Gilombandu 
HONAI HUBULA WAMENA  
 Wamena Saja

Anak-Anak Papua Pegunungan Harus Melihat Dunia, Tapi Tidak Melupakan Honai

Oleh: Sonni Lokobal
Ketua Analsisi Papua Strategis (APS) Provinsi Papua Pegunungan

Dalam semangat Otonomi Khusus Jilid II, kita diingatkan bahwa investasi terbesar bukan pada bangunan megah, tapi pada manusia Papua itu sendiri. Pendidikan adalah jembatan emas menuju masa depan. Namun, jembatan itu tak boleh membawa anak-anak Papua Pegunungan menjauh dari akar dan identitasnya.

Hari ini, semakin banyak generasi muda dari pegunungan yang menempuh pendidikan tinggi di luar daerah—di Jayapura, Makassar, Jakarta, hingga luar negeri. Ini adalah kemajuan. Tapi kemajuan itu menjadi semu bila mereka kembali hanya membawa ijazah tanpa cinta kepada honai, tanpa rasa tanggung jawab untuk membangun negerinya sendiri.

Kita tidak ingin anak-anak kita menjadi asing di tanah sendiri. Mereka harus melihat dunia, belajar setinggi langit, tapi tidak boleh lupa jalan pulang. Honai bukan sekadar rumah tradisional, tapi simbol dari nilai, kebersamaan, dan tanggung jawab sosial dalam budaya Papua Pegunungan.

Pendidikan harus menciptakan manusia yang berilmu dan berkarakter. Karena itu, negara dan pemerintah daerah wajib memastikan bahwa sistem pendidikan kita tidak sekadar melahirkan lulusan, tetapi pemimpin. Bukan hanya cerdas secara akademik, tapi juga bijaksana secara budaya.

Misi besar ini juga harus disambut oleh para orang tua, tokoh adat, dan lembaga pendidikan. Kita semua punya tanggung jawab untuk membentuk generasi yang tidak terjebak dalam genggaman kapitalisme global, tapi tetap berpijak di tanah adatnya dengan bangga dan berani.

Kepulangan mereka ke tanah Papua harus disambut dengan ruang pengabdian—melalui perekrutan ASN yang berpihak pada Orang Asli Papua, pembukaan peluang kerja, dan dukungan terhadap inovasi lokal. Jangan biarkan mereka menjadi tamu di rumah sendiri.

Karena pada akhirnya, keberhasilan Otsus bukan diukur dari berapa banyak dana yang dikucurkan, tapi sejauh mana anak-anak Papua bisa berdiri tegak sebagai pemilik dan penjaga masa depan negerinya.
(Papua Pegunungan butuh mereka kembali bukan hanya dengan ijazah, tapi dengan cinta, ilmu, dan misi untuk membangun tanah kelahiran mereka)

Semoga Tulisan saya ini dapat merefleksikan kita dalam menjawab pembangunan sumber daya manusia di papua pegunungan yang jauh lebih realistis aktif antisipasi atas ancaman budaya budaya luar 

Selamat malam salam sehat selalu keluarga dalam perlindungan yang maha kuasa wa wa wa 🙏🏿

Leyowa Wamena 
Rabu. 23 Juli 2025
#sorotan #semuaorang Papua Pegunungan

𝗣𝗿𝗶𝗺𝗲 𝗠𝗶𝗻𝗶𝘀𝘁𝗲𝗿 𝗠𝗮𝗿𝗮𝗽𝗲 𝗖𝗮𝗹𝗹𝘀 𝗳𝗼𝗿 𝗨𝗿𝗴𝗲𝗻𝘁 𝗚𝗹𝗼𝗯𝗮𝗹 𝗔𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻 𝘁𝗼 𝗣𝗿𝗼𝘁𝗲𝗰𝘁 𝗙𝗼𝗿𝗲𝘀𝘁𝘀 𝗮𝗻𝗱 𝗢𝗰𝗲𝗮𝗻𝘀 𝗮𝘁 𝗚𝗖𝗙 𝗕𝗼𝗮𝗿𝗱 𝗠𝗲𝗲𝘁𝗶𝗻𝗴

MEDIA STATEMENT
Port Moresby | Monday, 30 June 2025

Prime Minister Hon. James Marape has issued a powerful call to the international community for urgent and united action to safeguard the world’s forests and oceans—describing them as the “lungs and lifeline of our planet.”

Speaking during his keynote address at the 42nd Meeting of the Green Climate Fund (GCF) Board held in Port Moresby, the Prime Minister welcomed global climate leaders to Papua New Guinea and underscored the nation's vital ecological and cultural heritage.

“Our country, with just under half a million square kilometres of land and ocean, holds 6 to 7 percent of the world’s biodiversity,” Prime Minister Marape said. “From the vast rainforests of the Highlands to the pristine coral reefs of our islands, we are custodians of an environmental treasure that belongs not only to us but to all humankind.”

The Prime Minister stressed that preserving these critical ecosystems is not just a national responsibility but a global imperative, urging partners to increase support through climate financing, sustainable development initiatives, and collaborative conservation efforts.

The 42nd GCF Board Meeting, held for the first time in Papua New Guinea, brings together international leaders and stakeholders to deliberate on climate financing strategies aimed at addressing the global climate crisis.

No New Forestry Licences After Sept 16, Says PM Marape

Port Moresby, Tuesday, 01 July 2025– Prime Minister James Marape has announced that no new forestry licences will be issued in Papua New Guinea after September 16, 2025. The move is part of the government’s ongoing efforts to ensure more sustainable and responsible management of the country’s forest resources.

Speaking on the policy shift, Prime Minister Marape urged current operators in the forestry sector to pivot towards downstream processing and value-added industries. He emphasized that the future of PNG’s forestry industry lies in creating more local jobs, enhancing domestic value chains, and maximizing economic returns from timber resources.

“We are drawing a line. After September 16, no new forestry licences will be issued,” Marape said. “We want to encourage industry players to go into downstream processing to ensure more value stays in the country and benefits our people.”

The government says this decision aligns with its broader commitment to protect natural resources, promote sustainability, and encourage inclusive economic development.

Vanuatu and the Solomon Islands have announced plans to create the world’s first Indigenous-led ocean reserve

Vanuatu and the Solomon Islands have announced plans to create the world’s first Indigenous-led ocean reserve—the Melanesian Ocean Reserve—spanning over 6 million square kilometers, an area comparable to the Amazon. The reserve aims to protect marine biodiversity and uphold Indigenous stewardship in the Pacific | 
The boundary include West Papua and Kanaky as per the map

Recent in Deforestation

The Wisdom of Life and Living

Subscribe Us