Jayawijaya, Papua Pegunungan – Jumat, 8 Agustus 2025
Dalam rangka memperingati Hari Masyarakat Adat Sedunia, Forum Pribumi Papua Pegunungan memanfaatkan momentum Festival Literasi Budaya (FLB) yang berlangsung di Kampung Abutpuk, Distrik Usilimo, Kabupaten Jayawijaya, untuk menyuarakan pesan moral terkait perlindungan hutan dan hak-hak masyarakat adat di Tanah Papua.
Festival ini menjadi ajang berkumpulnya masyarakat adat, pelaku seni, pegiat literasi, serta tokoh-tokoh lokal dan nasional. Menariknya, lebih dari 300 wisatawan mancanegara dari berbagai negara turut hadir menyaksikan langsung jalannya kegiatan, menjadikan acara ini tak hanya berskala lokal tetapi juga mendapatkan perhatian internasional.
Kami tidak sekadar hadir untuk meramaikan festival, tetapi membawa pesan penting tentang lingkungan dan jati diri masyarakat adat. Ini adalah panggung kami untuk bersuara,” ujar Betho Entama, penggagas Forum Pribumi Papua Pegunungan.
Dalam kegiatan ini, Forum menyampaikan pesan moral melalui tulisan dan lukisan karya anak-anak asli Papua Pegunungan. Karya-karya tersebut menggambarkan realitas sosial, kecintaan terhadap alam, serta harapan akan masa depan yang lestari dan adil bagi masyarakat adat.
Melalui puisi, cerpen, dan lukisan, anak-anak menyampaikan jeritan hati mereka. Ini bukan hanya bentuk seni, tetapi juga bentuk perlawanan damai terhadap ancaman kerusakan lingkungan dan marginalisasi hak-hak adat,” tambah Betho.
Kehadiran ratusan wisatawan asing menunjukkan bahwa pesan dari pegunungan Papua dapat melampaui batas-batas geografis. Para turis tidak hanya menikmati suguhan budaya, tetapi juga turut menyerap nilai-nilai luhur yang disampaikan melalui seni dan literasi lokal.
Hutan Adalah Identitas
Hutan di Tanah Papua bukan hanya sumber daya alam, tetapi juga rumah, ibu, dan identitas masyarakat adat. Ancaman eksploitasi yang tidak bijak akan berdampak langsung terhadap keberlangsungan hidup komunitas-komunitas adat yang selama ini hidup selaras dengan alam.
Penutup:
Melalui Forum Pribumi Papua Pegunungan, anak-anak negeri menunjukkan bahwa mereka mampu menyampaikan pesan mendalam kepada dunia—dengan pena dan kuas sebagai alat perjuangan. Di tengah sorotan panggung budaya, mereka berkata tegas:
“Melindungi hutan berarti menjaga hidup. Menghargai adat berarti merawat masa depan.”
Dirilis oleh:
Betho Entama
Forum Pribumi Papua Pegunungan
Sorotan Papua Pegunungan
Sorotan
Sorotan Publik Sorot PapuaNet
Sorotan Gilombandu
HONAI HUBULA WAMENA
Wamena Saja
Post A Comment:
0 comments: